Media Flip Chart, Poster, dan Media Berbasis IT
Pendekatan pembelajaran klasikal dengan
menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih sangat disukai oleh para guru
karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode yang lain.
Keunggulan metode ceramah antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media,
di samping itu juga ekonomis dan praktis dalam menyampaikan isi pembelajaran.
Dengan metode ceramah, guru akan mudah mengontrol kecepatan mengajar sehingga
mudah menentukan kapan selesainya penyampaian seluruh isi pelajaran. Namun,
harus diakui tidak selamanya pembelajaran dengan ceramah dapat berlangsung
dengan baik. Gejala negatif yang sering dikeluhkan guru adalah siswa menjadi
cepat bosan dan tidak memerhatikan materi yang diceramahkan. Siswa saling berbicara
dengan temannya tanpa menghiraukan guru yang sedang berceramah, merupakan
pemandangan kelas yang biasa. Mengingat adanya kelemahan dalam pembelajaran
yang menggunakan guru sebagai sumber belajar utama, maka perlu ada usaha untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.
Berdasarkan beberapa kajian teoritis dan empiris,
untuk mengatasi kelemahan tersebut penggunaan Media seperti Flipchart dan
poster dan juga Media berbasis IT dalam pembelajaran dianggap sebagai salah
satu pemecahan yang sesuai.
1.
Apakah yang dimaksud dengan Media
Flipchart ?
2.
Apakah yang dimaksud dengan Poster ?
3.
Apa itu Media berbasis IT ?
1.
Mengenal Media Flipchart.
2.
Mengenal Poster.
3.
Mengenal Media berbasis IT.
Menurut
Susilana.dkk (2009:87) pengertian papan balik (Flipchart) adalah
“lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50x75 cm.
Atau ukuran yang lebih kecil 21x28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam
urutan yang diikat pada bagian atasnya”. Papan balik (Flipchart) dapat
digunakan sebagai media penyampaian pesan pembelajaran. Dalam pengunaannya
dapat dibalik jika pesan dalam lembaran depan sudah ditampilkan dan diganti
dengan lembaran berikutnya yang sudah disediakan.
Menurut
indriana (2011:66) media papan balik (flipchart) adalah lembaran kertas
berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar sebagai flipbook, yang
disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya.
Menurut Sadiman (2008:37), media flipchart merupakan media
dalam bentuk visual yang termasuk dalam jenis bagan atau chart. Flipchart
atau bagan balikan menyajikan setiap informasi pada setiap bagian-bagian.
Bagian-bagian dari setiap informasi
ditulis/dituangkan lembaran tersendiri, kemudian lembaran-lembaran tersebut
dibundel menjadi satu. Penggunaannya tinggal membalik satu persatu sesuai
dengan bagan pesan yang ingin disampaikan.
Media papan
balik (flipchart) merupakan media cetak yang sangat sederhana dan cukup
efektif. Sederhana dilihat dari proses pembuatannya dan penggunaannya yang
relatif mudah, dengan memanfaatkan bahan kertas yang mudah dijumpai disekitar
kita. Selain itu, media papan balik (flipchart) merupakan media yang efektif
karena dapat dijadikan sebagai media (pengantar) pesan pembelajaran yang
terencana ataupun secara langsung disajikan pada papan balik (flipchart).
2 2. Kelebihan dan kelemahan media papan balik (flipchart)
a.
Kelebihan
media flipchart :
1.
Mampu
menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis karena ukuran flipchart
pada umumnya berukuran lebih kecil dari standart ukuran whiteboard, maka pesan
pembelajaran disajikan secara ringkas mencakup pokok-pokok materi pembelajaran.
2.
Dapat
digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan karena media ini tidak menggunakan
arus listrik sehingga jika harus digunakan di luar ruangan yang tidak memiliki
saluran listrik tidak akan jadi masalah.
3.
Bahan
pembuatan flipchart relatif murah yaitu bahan dasar pembuatan flipchart adalah
kertas sebagai media untuk menuangkan gagasan ide dan informasi pembelajaran.
Selain kertas, bahan lain yang dibutuhkan untuk membuat flipchart adalah kayu
untuk penyangga yang dapat dibuat dari bahan kayu lapis (triplek).
4.
Mudah
dibawa kemana-mana (moveable).
5.
Meningkatkan
kreativitas belajar siswa yaitu dilihat dari bentuk desain dan penyajiannya.
b.
Kelemahan
media flipchart :
1.
Hanya
bisa digunakan untuk kelompok siswa yang berisi sekitar 30 orang.
2.
Penyajiannya
harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum siswa yang melihat media
flipchart.
3.
Tidak
tahan lama karena bahan dasar pembuatan flipchart adalah kertas.
4.
Ukuran
lembar terbatas.[1]
Cara mendesain papan balik
(flipchart) menurut Susilana (2009:89) :
1.
Langkah
pertama adalah menentukan tujuan. Tujuan perlu dirumuskan lebih khusus apakah
tujuan lebih bersifat penguasaan kognitif, penguasaan keterampilan tertentu
atau tujuan untuk menanamkan sikap.
2.
Membuat
ringkasan materi. Materi yang disajikan pada flipchart tidak dalam bentuk
uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada buku
teks namunmateri perlu disarikan, diambil pokok-pokoknya. Setiap pokok bahasan
atau sub pokok bahasan diseleksi mana yang menjadu pokok materi yang perlu
disiapkan.
3.
Merancang
draft kasar (sketsa). Membuat papan flipchart yang baik dan menarik diperlukan
variasi penyajian tidak hanya berisi teks namun diperkaya dengan gambar atau
foto yang relevan dengan materi dan tujuan. Draft kasar yang dimaksud adalah
sketsa yang langsung dibuat di lembaran-lembaran kertas flipchart dengan
menggunakan pensil yang dapat dihapus jika sudah dibuat.
4.
Memilih
warna yang sesuai agar flipchart yang kita buat lebih menarik, salah satu
upayanya adalah menggunakan warna yang bervariatif.
5.
Menentukan
ukuran dan bentuk huruf yang sesuai agar mudah dibaca dalam jarak yang cukup
jauh misalnya 10 meter pada ruangan kelas.
B. Poster
Poster adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara masal.
Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar diatas kertas untuk didisplay
kepada khalayak. Sebuah poster biasanya berisi gambar
illustrasi dengan warna-warna yang indah dan beberapa
teks maupun memuat trademark. Sebuah poster biasanya berguna secara komersial untuk mengiklankan suatu produk, suatu kegiatan
pendidikan, acara entertainment, even-even tertentu, maupun sebagai alat
propaganda. Namun banyak juga poster yang dibuat hanya untuk tujuan seni maupun
hiasan.
a.
Dapat
menjangkau khalayak sasaran heterogen.
b.
Mempunyai
frekuensi tinggi sehingga dapat dilihat berkali-kali.
c.
Cepat
memperoleh perhatian.
d.
Adanya
kesatuan yang harmonis antara unsur-unsur penyusunan poster seperti unsur teks
verbal headline, bodycopy, caption (keterangan gambar), unsur
rupa/visualnya (ilustrasi/elemen desain).
e.
Memberikan
kejutan sehingga menarik perhatian, bisa dicapai dengan kontras warna,
ilustrasi, bentuk huruf dan komposisi.
3. Jenis-jenis poster
Para pengamat seni grafis mengelompokkan jenis poster menjadi:
a.
Poster
Propaganda
Poster Yang bertujuan untuk Mempengaruhi individu atau sekelompok
orang untuk kepentingan tertentu.
b.
Poster
Kampanye
Sejak munculnya negara-negara demokrasi yang menyerahkan keputusan
mengenai kepemimpinan kepada rakyat, poster dipergunakan sebagai alat untuk
mencari simpati dari calon pemimpin pada pemilihan umum. Hingga kini, poster
kampanye selalu muncul pada setiap kesempatan saat dilakukan pemilihan kepada
kepala daerah maupun kepala negara.
c.
Poster
Wanted
Poster ini digunakan untuk memuat sayembara untuk menemukan
penjahat yang sedang dicari negara.
d.
Poster Cheesecake
Poster ini merupakan jenis poster anak-anak muda. Poster ini
biasanya berisikan gambar bintang-bintang rock dan pop, artis musik.
e.
Poster
Film
Industri film sangat memanfaatkan poster untuk mempopulerkan
film-filmnya. Hinggakini poster film dibuat menggunakan teknolog dan
profesionalisme yang sangat tinggi karena dari situ dilibatkanlah kemampuan
finansial yang sangat luas. Desainer-desainer terbaik disewa untuk membuat
karya-karya poster untuk mempromosikan film.
f.
Poster
Komik Buku
Popularitas komik dunia mencapai puncaknya pada tahun 60-an. Hal
ini memicu produksi massal dari poster-poster komik pada tahun 70-an ke atas.
g.
Poster Affirmation
Tujuan pembuatan poster affirmation adalah untuk
memotivasi dengan kata-kata yang tertulis pada poster tersebut. Teks/ kata-kata
motivasi yang tercantum biasanya tentang Leadership, Opportunity dan lain-lain.
h.
Poster
Riset dan Kegiatan Ilmiah
Poster ini merupakan jenis poster yang sering dipakai dikalangan
akademis untuk mempromosikan kegiatan ilmiah yang
hendak dilakukan.
i.
Poster
di dalam kelas
Poster kelas mula-mula populer disekolah-sekolah di
Amerika Utara. Ada berbagai jenis poster kelas yang biasa dibuat, yaitu poster
untuk memotivasi murid agar bersikap baik, mengikuti disiplin sekolah, poster
yang berisikan bahan pelajaran yang disusun sebagai referensi singkat, tabel
perkalian, pengenalan bahasa asing, peta dan lain-lain.
j.
Poster Karya Seni
Poster karya seni merupakan ekspresi dari desain grafis
yang dibuat dengan tujuan “ seni untuk seni”. Hal itu biasanya merupakan ajang
berkreasi bagi mahasiswa yang mempelajari bidang seni grafis.
k.
Poster
Pelayanan Masyarakat
Pelayanan masyarakat atau social compaign merupanan
suatu jenis poster yang tidak bersifat komersial, atau tidak
diperdagangkan(seperti poster-poster Cheseecage, poster film, poster karya
seni, dsb), karena poster semacam ini sering dilombakan oleh
lembaga-lembaga
pemerintahan maupun LSM.
Poster layanan masyarakat yaitu poster yang berisi pesan,
informasi, dan penjelasan yang tujuannya untuk menyadarkan masyarakat tentang
suatu hal yang mengangkat kepentingan bersama. Misalnya, poster lingkungan,
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
l.
Poster
Komersial
Ini adalah jenis poster paling banyak kita jumpai di mana
saja.poster jenis ini di desain dan diproduksi sebagai sarana untuk
mempromosikan suatu produk dan dirpoduksi dengan budget tertentu sesuai
anggaran sales promotion. Munculnya poster-poster iklan yang kreatif mampu
mencuri perhatian pembacanya.
a.
Pikirkan
1 tema untuk poster yg akan dibuat
b.
Kumpulkan
foto-foto data visual yang berhubungan dengan tema, kemudian susunlah menjadi
ilustrasi semenarik mungkin. Dalam poster, ilustrasi mempunyai peranantertinggi
dalam menarik perhatian.
c.
Buatlah
judul yang singkat dan jelas karena target audience tidak akan membaca lebih dari 7 detik. Pilih jenis huruf
yang sesuai dengan tema tapi tetap mempunyai tingkat keterbacaan yang
tinggi.
d.
Buat
detail informasi acara secara singkat dan padat sehingga mudah dipahami dalam
waktu singkat.
e.
Anatomi
Poster
-
Headline
( judul acara)
-
Sub
Headline ( tempat dan tanggal pelaksanaan)
-
Ilustrasi
/ Foto
-
Body
Copy (keterangan dan detail acara)
-
Footer
(sponsor, contact person)
Pemanfaatan IT dalam pembelajaran dapat menjadi sistem
pembelajaran mandiri (instructor independent) atau juga digabungkan
dengan proses pembelajaran langsung (tatap muka di kelas) yang mengandalkan
kehadiran guru. Model pembelajaran/sumber belajar yang berhubungan dengan IT
dan kini menjadi perhatian dunia pendidikan adalah model pembelajaran berbasis
computer (computer basic instruction) dan pembelajaran melalui media
elektronik (e-learning) berbasis web base learning (WBL).
Model pembelajaran ini didasarkan atas perkembangan
teknologi informasi (TI) melalui teknologi internet, dan telah memunculkan apa
yang disebut dengan e-education atau e-learning.[2]
Penerapan e-learning sebagai bagian integral
dari sistem pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan.
Misalnya, Departemen Pendidikan Jerman, Inggris, dan Perancis telah menyusun
suatu rencana induk strategis untuk memanfaatkan IT dalam pembelajaran e-education.
Sedangkan Italia telah membangun infrastruktur e-education dengan
membangun lebih dari 15.000 sambungan internet sekolah. Di AS siswa SMU diperbolehkan
untuk menyelesaikan pendidikan mereka melalui sistem e-education. Di
singapura telah disusun suatu rencana strategis pembangunan lingkungan
pendidikan melalui dunia cyber yang terpadu, dan pada tahun 1998
Singapura telah membangun lingkungan belajar berbasisi IT di sekolah-sekolah
melalui program Singapure ONE@school. Pada dasarnya e-learning
telah mulai diterapkan sejak tahun 1970-an (Waller & Wilson, 2001)
Menurut Siahaan (2002) setidaknya ada tiga fungsi
pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu
sebagai berikut.
a. Sebagai
suplemen pembelajaran yang sifatnya pilihan/opsional.
E-learning berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai
kebebasan memilih, apakah siswa akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik atau menggunakan pembelajaran model konvensional. Jadi, dalam hal
ini tidak ada kewajiban/keharusani bagi siswa untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Sebagai pelengkap
(komplemen) pembelajaran.
E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) pembelajaran apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima siswa di dalam kelas konvensional (Lewis, 2002). Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement
(pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional.
c. Sebagai
pengganti (subtitusi) pembelajaran.
E-learning sebagai pengganti (subtitusi) jika pembelajaran elektronik sepenuhnya
digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi ini, siswa hanya belajar
lewat pembelajaran elektronik saja, tanpa menggunakan model pembelajaran
lainnya.
Pembelajaran elektronik (e-learning)
bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait.
a. Bagi siswa
Dengan kegiatan pembelajaran melalui e-learning
dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar siswa yang optimal, di mana
siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Di
samping itu siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Hal ini
tentu berbeda dengan pembelajaran konvensional, di mana proses belajar siswa
dan guru telah ditentukan waktu dan tempatnya.
b. Bagi guru
Menurut Soekartawi, (2003), dengan adanya kegiatan
pembelajaran e-learning ada beberapa manfaat yang diperoleh guru, yaitu
1. Lebih mudah melakukan pemuktahiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
2. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak,
3. Mengontrol kebiasaan belajar peserta didik. Bahkan, guru juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topic apa yang dipelajari, berapa
lama suatu topik dipelajari, serta berapa kali topic tertentu dipelajari ulang,
4. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan
setelah mempelajari topik tertentu, dan
5. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada
peserta didik.
c. Bagi sekolah
1. Akan
tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya sehingga
setiap guru dapat menggunakan dengan mudah serta efektifitas dan efisiensi
pembelajaran di jurusan secara keseluruhan akan meningkat,
2. Pengembangan
isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan,
3. Sebagai
pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan
karakteristik pembelajaran,
4. Mendorong
menumbuhkan sikap kerja sama antara guru dengan guru dan guru dengan siswa
dalam memecahkan masalah pembelajaran.
Menurut Wildavsky, (2001) kelemahan utama pembelajaran
e-learning adalah sebagai berikut :
a. Frekuensi
kontak secara langsung antarsesama siswa maupun antara siswa dengan narasumber
sangat minim, dan
b. Peluang
siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain sangat terbatas.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.
Jogjakarta: Diva Press.
Susilana, R. Dan Riyana, C. 2008. MediaPembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Kusuma, Yuliandi. 2009. Trik Paten Poster Keren. Jakarta:
Grasindo.
Kusrianto, Adi. 2006. Pengantar Desain Komunikasi Visual.
Surabaya: Penerbit ANDY Yogyakarta
Wena, Made.
2011. Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
Rae, Leslie.
2005. Memaksimalkan Alat Bantu dalam Pendidikan dan Latihan. Jakarta:
PT. Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar