Jumat, 13 Januari 2017

MAKALAH





Media Flip Chart, Poster, dan Media Berbasis IT



     Pendekatan pembelajaran klasikal dengan menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih sangat disukai oleh para guru karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode yang lain. Keunggulan metode ceramah antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media, di samping itu juga ekonomis dan praktis dalam menyampaikan isi pembelajaran. Dengan metode ceramah, guru akan mudah mengontrol kecepatan mengajar sehingga mudah menentukan kapan selesainya penyampaian seluruh isi pelajaran. Namun, harus diakui tidak selamanya pembelajaran dengan ceramah dapat berlangsung dengan baik. Gejala negatif yang sering dikeluhkan guru adalah siswa menjadi cepat bosan dan tidak memerhatikan materi yang diceramahkan. Siswa saling berbicara dengan temannya tanpa menghiraukan guru yang sedang berceramah, merupakan pemandangan kelas yang biasa. Mengingat adanya kelemahan dalam pembelajaran yang menggunakan guru sebagai sumber belajar utama, maka perlu ada usaha untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.
Berdasarkan beberapa kajian teoritis dan empiris, untuk mengatasi kelemahan tersebut penggunaan Media seperti Flipchart dan poster dan juga Media berbasis IT dalam pembelajaran dianggap sebagai salah satu pemecahan yang sesuai.

1.      Apakah yang dimaksud dengan Media Flipchart  ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan Poster ?
3.      Apa itu Media berbasis IT ?

1.      Mengenal Media Flipchart.
2.      Mengenal Poster.
3.      Mengenal Media berbasis IT.






Menurut Susilana.dkk (2009:87) pengertian papan balik (Flipchart) adalah “lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50x75 cm. Atau ukuran yang lebih kecil 21x28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya”. Papan balik (Flipchart) dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan pembelajaran. Dalam pengunaannya dapat dibalik jika pesan dalam lembaran depan sudah ditampilkan dan diganti dengan lembaran berikutnya yang sudah disediakan.

Menurut indriana (2011:66) media papan balik (flipchart) adalah lembaran kertas berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar sebagai flipbook, yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya.
Menurut Sadiman (2008:37), media flipchart merupakan media dalam bentuk visual yang termasuk dalam jenis bagan atau chart. Flipchart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi pada setiap bagian-bagian. Bagian-bagian dari  setiap informasi ditulis/dituangkan lembaran tersendiri, kemudian lembaran-lembaran tersebut dibundel menjadi satu. Penggunaannya tinggal membalik satu persatu sesuai dengan bagan pesan yang ingin disampaikan.  

Media papan balik (flipchart) merupakan media cetak yang sangat sederhana dan cukup efektif. Sederhana dilihat dari proses pembuatannya dan penggunaannya yang relatif mudah, dengan memanfaatkan bahan kertas yang mudah dijumpai disekitar kita. Selain itu, media papan balik (flipchart) merupakan media yang efektif karena dapat dijadikan sebagai media (pengantar) pesan pembelajaran yang terencana ataupun secara langsung disajikan pada papan balik (flipchart).

2                             2.  Kelebihan dan kelemahan media papan balik (flipchart) 

a.       Kelebihan media flipchart :
1.      Mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis karena ukuran flipchart pada umumnya berukuran lebih kecil dari standart ukuran whiteboard, maka pesan pembelajaran disajikan secara ringkas mencakup pokok-pokok materi pembelajaran.
2.      Dapat digunakan di dalam ruangan atau luar ruangan karena media ini tidak menggunakan arus listrik sehingga jika harus digunakan di luar ruangan yang tidak memiliki saluran listrik tidak akan jadi masalah.
3.      Bahan pembuatan flipchart relatif murah yaitu bahan dasar pembuatan flipchart adalah kertas sebagai media untuk menuangkan gagasan ide dan informasi pembelajaran. Selain kertas, bahan lain yang dibutuhkan untuk membuat flipchart adalah kayu untuk penyangga yang dapat dibuat dari bahan kayu lapis (triplek).
4.      Mudah dibawa kemana-mana (moveable).
5.      Meningkatkan kreativitas belajar siswa yaitu dilihat dari bentuk desain dan penyajiannya.
b.      Kelemahan media flipchart :
1.      Hanya bisa digunakan untuk kelompok siswa yang berisi sekitar 30 orang.
2.      Penyajiannya harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum siswa yang melihat media flipchart.
3.      Tidak tahan lama karena bahan dasar pembuatan flipchart adalah kertas.
4.      Ukuran lembar terbatas.[1]


Cara mendesain papan balik (flipchart) menurut Susilana (2009:89) :
1.      Langkah pertama adalah menentukan tujuan. Tujuan perlu dirumuskan lebih khusus apakah tujuan lebih bersifat penguasaan kognitif, penguasaan keterampilan tertentu atau tujuan untuk menanamkan sikap.
2.      Membuat ringkasan materi. Materi yang disajikan pada flipchart tidak dalam bentuk uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada buku teks namunmateri perlu disarikan, diambil pokok-pokoknya. Setiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan diseleksi mana yang menjadu pokok materi yang perlu disiapkan.
3.      Merancang draft kasar (sketsa). Membuat papan flipchart yang baik dan menarik diperlukan variasi penyajian tidak hanya berisi teks namun diperkaya dengan gambar atau foto yang relevan dengan materi dan tujuan. Draft kasar yang dimaksud adalah sketsa yang langsung dibuat di lembaran-lembaran kertas flipchart dengan menggunakan pensil yang dapat dihapus jika sudah dibuat.
4.      Memilih warna yang sesuai agar flipchart yang kita buat lebih menarik, salah satu upayanya adalah menggunakan warna yang bervariatif.
5.      Menentukan ukuran dan bentuk huruf yang sesuai agar mudah dibaca dalam jarak yang cukup jauh misalnya 10 meter pada ruangan kelas.

                               B.  Poster


Poster adalah iklan atau pengumuman yang diproduksi secara masal. Poster pada umumnya dibuat dengan ukuran besar diatas kertas untuk didisplay kepada khalayak. Sebuah poster biasanya berisi gambar illustrasi dengan warna-warna yang indah dan beberapa teks maupun memuat trademark. Sebuah poster biasanya berguna secara komersial untuk mengiklankan suatu produk, suatu kegiatan pendidikan, acara entertainment, even-even tertentu, maupun sebagai alat propaganda. Namun banyak juga poster yang dibuat hanya untuk tujuan seni maupun hiasan.


a.       Dapat menjangkau khalayak sasaran heterogen. 
b.      Mempunyai frekuensi tinggi sehingga dapat dilihat berkali-kali. 
c.       Cepat memperoleh perhatian. 
d.      Adanya kesatuan yang harmonis antara unsur-unsur penyusunan poster seperti unsur teks verbal headline, bodycopy, caption (keterangan gambar), unsur rupa/visualnya (ilustrasi/elemen desain). 
e.       Memberikan kejutan sehingga menarik perhatian, bisa dicapai dengan kontras warna, ilustrasi, bentuk huruf dan komposisi.

                                  3.  Jenis-jenis poster

Para pengamat seni grafis mengelompokkan jenis poster menjadi:
a.       Poster Propaganda 
Poster Yang bertujuan untuk Mempengaruhi individu atau sekelompok orang untuk kepentingan tertentu.
b.      Poster Kampanye 
Sejak munculnya negara-negara demokrasi yang menyerahkan keputusan mengenai kepemimpinan kepada rakyat, poster dipergunakan sebagai alat untuk mencari simpati dari calon pemimpin pada pemilihan umum. Hingga kini, poster kampanye selalu muncul pada setiap kesempatan saat dilakukan pemilihan kepada kepala daerah maupun kepala negara.
c.       Poster Wanted
Poster ini digunakan untuk memuat sayembara untuk menemukan penjahat yang sedang dicari negara.
d.        Poster Cheesecake
Poster ini merupakan jenis poster anak-anak muda. Poster ini biasanya berisikan gambar bintang-bintang rock dan pop, artis musik.
e.       Poster Film
Industri film sangat memanfaatkan poster untuk mempopulerkan film-filmnya. Hinggakini poster film dibuat menggunakan teknolog dan profesionalisme yang sangat tinggi karena dari situ dilibatkanlah kemampuan finansial yang sangat luas. Desainer-desainer terbaik disewa untuk membuat karya-karya poster untuk mempromosikan film.
f.        Poster Komik Buku
Popularitas komik dunia mencapai puncaknya pada tahun 60-an. Hal ini memicu produksi massal dari poster-poster komik pada tahun 70-an ke atas.
g.       Poster Affirmation
Tujuan pembuatan poster affirmation adalah untuk memotivasi dengan kata-kata yang tertulis pada poster tersebut. Teks/ kata-kata motivasi yang tercantum biasanya tentang Leadership, Opportunity dan lain-lain.
h.      Poster Riset dan Kegiatan Ilmiah
Poster ini merupakan jenis poster yang sering dipakai dikalangan akademis untuk mempromosikan kegiatan ilmiah yang hendak dilakukan.
i.        Poster di dalam kelas
Poster kelas mula-mula populer disekolah-sekolah di Amerika Utara. Ada berbagai jenis poster kelas yang biasa dibuat, yaitu poster untuk memotivasi murid agar bersikap baik, mengikuti disiplin sekolah, poster yang berisikan bahan pelajaran yang disusun sebagai referensi singkat, tabel perkalian, pengenalan bahasa asing, peta dan lain-lain.

j.         Poster Karya Seni
Poster karya seni merupakan ekspresi dari desain grafis yang dibuat dengan tujuan “ seni untuk seni”. Hal itu biasanya merupakan ajang berkreasi bagi mahasiswa yang mempelajari bidang seni grafis.

k.      Poster Pelayanan Masyarakat
Pelayanan masyarakat atau social compaign merupanan suatu jenis poster yang tidak bersifat komersial, atau tidak diperdagangkan(seperti poster-poster Cheseecage, poster film, poster karya seni, dsb), karena poster semacam ini sering dilombakan oleh
lembaga-lembaga pemerintahan maupun LSM.
Poster layanan masyarakat yaitu poster yang berisi pesan, informasi, dan penjelasan yang tujuannya untuk menyadarkan masyarakat tentang suatu hal yang mengangkat kepentingan bersama. Misalnya, poster lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. 

l.        Poster Komersial
Ini adalah jenis poster paling banyak kita jumpai di mana saja.poster jenis ini di desain dan diproduksi sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk dan dirpoduksi dengan budget tertentu sesuai anggaran sales promotion. Munculnya poster-poster iklan yang kreatif mampu mencuri perhatian pembacanya.

                          4 Tips merancang poster

a.       Pikirkan 1 tema untuk poster yg akan dibuat
b.      Kumpulkan foto-foto data visual yang berhubungan dengan tema, kemudian susunlah menjadi ilustrasi semenarik mungkin. Dalam poster, ilustrasi mempunyai peranantertinggi dalam menarik perhatian. 
c.       Buatlah judul yang singkat dan jelas karena target audience tidak akan  membaca lebih dari 7 detik. Pilih jenis huruf yang sesuai dengan tema tapi tetap mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi. 
d.      Buat detail informasi acara secara singkat dan padat sehingga mudah dipahami dalam waktu singkat.
e.       Anatomi Poster
-          Headline ( judul acara)
-          Sub Headline ( tempat dan tanggal pelaksanaan)
-          Ilustrasi / Foto
-          Body Copy (keterangan dan detail acara)
-          Footer (sponsor, contact person)


Pemanfaatan IT dalam pembelajaran dapat menjadi sistem pembelajaran mandiri (instructor independent) atau juga digabungkan dengan proses pembelajaran langsung (tatap muka di kelas) yang mengandalkan kehadiran guru. Model pembelajaran/sumber belajar yang berhubungan dengan IT dan kini menjadi perhatian dunia pendidikan adalah model pembelajaran berbasis computer (computer basic instruction) dan pembelajaran melalui media elektronik (e-learning) berbasis web base learning (WBL).
Model pembelajaran ini didasarkan atas perkembangan teknologi informasi (TI) melalui teknologi internet, dan telah memunculkan apa yang disebut dengan e-education atau e-learning.[2]
Penerapan e-learning sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan. Misalnya, Departemen Pendidikan Jerman, Inggris, dan Perancis telah menyusun suatu rencana induk strategis untuk memanfaatkan IT dalam pembelajaran e-education. Sedangkan Italia telah membangun infrastruktur e-education dengan membangun lebih dari 15.000 sambungan internet sekolah. Di AS siswa SMU diperbolehkan untuk menyelesaikan pendidikan mereka melalui sistem e-education. Di singapura telah disusun suatu rencana strategis pembangunan lingkungan pendidikan melalui dunia cyber yang terpadu, dan pada tahun 1998 Singapura telah membangun lingkungan belajar berbasisi IT di sekolah-sekolah melalui program Singapure ONE@school. Pada dasarnya e-learning telah mulai diterapkan sejak tahun 1970-an (Waller & Wilson, 2001)

Menurut Siahaan (2002) setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu sebagai berikut.
a.       Sebagai suplemen pembelajaran yang sifatnya pilihan/opsional.
E-learning berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah siswa akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau menggunakan pembelajaran model konvensional. Jadi, dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusani bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya  akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b.      Sebagai pelengkap (komplemen) pembelajaran.
E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) pembelajaran apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas konvensional (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c.       Sebagai pengganti (subtitusi) pembelajaran.
E-learning sebagai pengganti (subtitusi) jika pembelajaran elektronik sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi ini, siswa hanya belajar lewat pembelajaran elektronik saja, tanpa menggunakan model pembelajaran lainnya.

Pembelajaran elektronik (e-learning) bermanfaat bagi berbagai pihak yang terkait.

a.       Bagi siswa
Dengan kegiatan pembelajaran melalui e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar siswa yang optimal, di mana siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Di samping itu siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran konvensional, di mana proses belajar siswa dan guru telah ditentukan waktu dan tempatnya.

b.      Bagi guru
Menurut Soekartawi, (2003), dengan adanya kegiatan pembelajaran e-learning ada beberapa manfaat yang diperoleh guru, yaitu
1. Lebih mudah melakukan pemuktahiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
2. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak,
3. Mengontrol kebiasaan belajar peserta didik. Bahkan, guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topic apa yang dipelajari, berapa lama suatu topik dipelajari, serta berapa kali topic tertentu dipelajari ulang,
4. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan
5. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.

c.       Bagi sekolah
1.      Akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya sehingga setiap guru dapat menggunakan dengan mudah serta efektifitas dan efisiensi pembelajaran di jurusan secara keseluruhan akan meningkat,
2.      Pengembangan isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan,
3.      Sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran,
4.      Mendorong menumbuhkan sikap kerja sama antara guru dengan guru dan guru dengan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Menurut Wildavsky, (2001) kelemahan utama pembelajaran e-learning adalah sebagai berikut :
a.       Frekuensi kontak secara langsung antarsesama siswa maupun antara siswa dengan narasumber sangat minim, dan
b.      Peluang siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain sangat terbatas.


Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press.

Susilana, R. Dan Riyana, C. 2008. MediaPembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.

Kusuma, Yuliandi. 2009. Trik Paten Poster Keren. Jakarta: Grasindo.

Kusrianto, Adi. 2006. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Surabaya: Penerbit ANDY Yogyakarta

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif  Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara

Rae, Leslie. 2005. Memaksimalkan Alat Bantu dalam Pendidikan dan Latihan. Jakarta: PT. Gramedia






[1] Leslie Rae, Memaksimalkan Potensi Alat Bantu dalam Pendidikan dan Latihan, Terj. Penerbit  PT Bhuana Ilmu Populer (Jakarta: PT Gramedia, 2005) hlm. 67.
[2] Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 202
[3] Ibid., hlm. 212

Tidak ada komentar:

Posting Komentar