Jumat, 13 Januari 2017

MAKALAH




Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Ada bermacam-macam bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk luasnya bisa berbeda namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu, yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya, melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan merupakan masalah selera dan prefensi perorangan maupun lembaga dengan memperhatikan berbagai faktor lainnya, seperti masalah apa yang dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa yang disampaikan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka untuk menyeragamkan tata cara penulisan tersebut, para peneliti perlu mengetahui tata pedoman penyusunan usulan dalam sebuah penelitian.
 Berbagai macam definisi penelitian yang dikemukakan oleh banyak ahli atau penulis. Secara umum, penelitian dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan ilmiah dalam rangka memperoleh pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-benar menemukan sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.  Sebuah penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kualitatf maupun kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kulitatif lebih mendasarkan pada penalaran logis , pemahaman interpretasi terhadap obyek penelitian.
Borg dan Gall mengungkapkan beberapa nama penelitian kuantitatifdan kualitatif. Penelitian kuantitatif disebut sebagai metode tradisional, positivistic,scientific, confirmatory, kuantitatif. Sedangkan metode kualitatif sering disebut sebagai metode baru, postpositivistic, discovery, interpretive, dan kualitatif. Nama kedua , metode tersebut yang paling banyak digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif.[1]
Perbedaan kedua metode tersebut, tidak semata-mata yang satu pakai angka dan yang lain tidak. Bila ditinjau dari tingkat kesulitan, maka sebenernya metode kualitatif lebih sulit bila dibanding dengan metode kualitatif. Di dalam makalah ini kami akan membahas secara luas tentang tiga metode yaitu Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D).

B.     Rumusan Masalah

1.   Apa pengertian penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ?
2.      Apa saja karakteristik dari penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ?
3.      Bagaimana  Langkah-langkah penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D  ?

C.    Tujuan Masalah

       1. Untuk meningkatkan pemahaman tentang penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D                 
       2.  Untuk mengetahui karakteristik dari penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D       
       3.  Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D

BAB II

PEMBAHASAN

KUALITATIF, KUANTITATIF, R&D

A.    Penelitian Kualitatif

1.      Pengertian Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif atau naturalistic inquiry adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, demikianlah pendapat Bogdan dan Guba, sementara itu Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan  orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Fraenkel dan Wallen menyatakan bahwa penelitian yang mengkaji kualitas hubungan, kegiatan,situasi, atau material disebut penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi menyeluruh dalam menggambarkan rinci segala sesuatu yang terjadi pada suatu kegiatan atau situasi tertentu.

2.      Landasan Penelitian Kualitatif

Secara filosofis penelitian kualitatif merujuk pada fenomenologi, sebuah ahli filsafat yang dikembangkan oleh Husserl. Edmund Husserl adalah filsosof yang mengembangkan metode fenomenologi, dia lahir di Prostejov Cokoslowakia dan mengajar diberbagai Universitas besar   Eropa, meninggal pada tahun 1938 di Freiburg. Hasil pemikirannya diselamatkan oleh kaum Nazi, dengan membawa seluruh buku dan tulisannya ke Universitas Leuven Belgi, sehingga kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut oleh murid-muridnya. Di antara tulisan-tulisan pentingnya adalah Logische Untersuchungen (pendidikan, penyelidikan Logis ) dan Ideen zu einer Phanomenologi und Phanomenologichen Philosophi (gagasan-gagasan untuk suatu Fenomenologi Murni dan Filsafat Fenomenologi).
            Dalam paham fenomenologi sebagaimana diungkapkan oleh Husserl, bahwa kita harus kembali kepada benda-benda itu sendiri (zu den sachen selbst),objek-objek harus diberikan kesempatan untuk berbicara melalui deskripsi fenomenologis guna mencari hakikat gejala-gejala (Wessenchau). Husserl berpendapat bahwa kesadaran bukan bagian dari kenyataan melainkan asal kenyataan, dia menolak bipolarisasi antara kesadaran dan alam, antara subjek danobjek, kesadaran tidak menemukan objek-objek, tapi objek-objek diciptakan oleh kesadaran.
Kesadaran merupakan sesuatu yang bersifat intensionalitas (bertujuan), artinya kesadaran tidak dapat dibayangkan tanpa suatu yang disadari. Kesadaran tidak bersifat pasif karena menyadari sesuatu berarti mengubah sesuatu,kesadaran merupakan suatu tindakan, terdapat interaksi antara tindakan kesadaran dan objek kesadaran, namun yang ada hanyalah kesadaran sedang objek kesadaran pada dasarnya diciptakan oleh kesadaran.[2]
Berkaitan dengan hakikat objek-objek, Husserl berpendapat bahwa untuk melengkapi hakikat objek-objek diperlukan tiga macam reduksi guna menyingkirkan semua hal yang mengganggudalam mencapai wessenchau yaitu: Reduksi pertama, menyingkirkan segala sesuatu yang subjektif, sikap kita harus objektif, terbuka untuk gejala-gejala yang harus diajak bicara. Reduksi kedua, menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang objek yang diperoleh dari sumber lain, dan semua teori serta hipotesis yang sudah ada. Reduksi ketiga, menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan. Segala sesuatu yang sudah dikatakan orang lain harus, untuk sementara, dilupakan, kalau reduksi-reduksi ini berhasil,maka gejala-gejala akan memperlihatkan dirinya sendiri/dapat menjadi fenomena.
Paradigma pendekatan penelitian tersebut tampak sekali mempunyai asumsi/aksioma dasar filosofi yang menurut Lincoln Guba adalah bahwa kenyataan itu merupakan sesuatu yang utuh. Oleh karena itu,objek harus dilihat dalamsuatu konteks natural, tidak dalam bentuk yang terfragmantasi. Dari sudut epistemologi, dalam pandangan Fenomenologi subjek dan objek tidak dapat dipisahkan dan aktif bersama dalam memahami berbagai gejala. Dari sudut aksiologi, dalam pandangan fenomenologi penelitian itu terikat oleh nilai sehingga hasil suatu penelitian harus dilihat sesuai konteks.
Untuk lebih jelasnya berikutini akan dikemukakan landasan filosofis paradigmaalamiah (fenomenologi) dengan mengacu pada pendapat Lincoln dan Guba, sebagaimana terlihat dalam table berikut:


Table
Landasan Filosofis Penelitian Kualitatif
No
Aksioma Tentang
Paradigma Alamiah/Kualitatif
1
Hakikat kenyataan
Kenyataan adalah ganda, dibentuk, dan merupakan keutuhan
2
Hubungan pencari tahu dan yang tahu
Pencari tahu dengan yang tahuaktif bersama, jadi tidak dapat dipisahkan
3
kemungkinan Generalisasi
Hanya waktu dan konteks yang menikat hipotesis kerja (pernyataan idiografis) yang dimungkinkan
4
Kemungkinan hubungan sebab-akibat
Setiap leutuhan berada dalam keadaan memengaruhi secara bersama-sama sehingga sukar membedakan mana sebab dan mana akibat
5
Peranan nilai
Inkuirinya terikat nilai
Sumber: Lexy J. Moleong
Sementara itu dalam tataran metodologis yang  juga menunjukkan manifestasi landasan filosofis fenomenologi, menggambarkan perbedaan dengan penelitian kuantitatif dengan landasan positivisme, adapun landasan metodologi penelitian kualitatif adalah:
Table
Landasan Metodologi Penelitian Kualitatif
No
Deskripsi
1
Hopotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
2
Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
3
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
4
Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
5
Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
6
Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
7
Sampling purposive
8
Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variabel ekstern
9
Mengandalkan penelitian dalam mengontrol
10
Menyimpulkan hasil secara naratif /kata-kata
11
Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
12
Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah/membiarkan keadaan aslinya
 (Diadaptasi dari Jack R. Fraenkel & Norman E. Wallen)

3.      Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

Untuk pemahaman yang lebih utuh mengenai penelitian kualitatif, maka pengetahuan tentang apa ciri-ciri (karakteristik) penelitian kualitatif akan memberikan gambaranyang lebih jelasdan padu tentang penelitian kualitatif. Adapun cici-ciri (karakteristik) penelitian kualitatif sebagai berikut:                       
 a.  Inkuiri naturalistic
Menurut Guba inkuiri naturalistic merupakan pendekatan yang berorientasi pada penemuan yang meminimalisir manipulasi peneliti atas objek penelitian/studi.
  b.  Analisis induktif
Penemuan dengan menggunakan logika induktif, analisis induktif bermakna analisis yang dimulai dengan melakukan observasi spesifik menuju terbentuknya pola umum.
  c. Perspektif menyeluruh
Peneliti kualitatif  memandang bahwa keseluruhan itu merupakan suatu sistem yang kompleks tidak sekadar penjumlahan bagian-bagiannya. Pendeskripsian serta pemahaman atas lingkungan sosial (atau lingkungan dalam konteks lainnya) seseorang (informan) merupakan hal yang sangat penting bagi pemahaman yang menyeluruh atas apa yang diteliti.
   d. Data kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif mendeskripsikan setting penelitian, baik situasi maupun informan/responden yang umumnya berbentuk narasi melalui perantara lisan seperti ucapan/penjelasan responden, dokumen pribadi, ataupun catatan lapangan.
   e.  Kontak personal
Metode kualitatif mensyarakatkan perlunya kontak personal secara langsung antara peneliti dengan orang-orang dan lingkungan yang sedang dieliti.
  f. Sistem yang dinamis
            Setting penelitian merupakan sesuatu yang dinamis dan selalu berubah, baik secara individual maupun budaya secara keseluruhan.
  g. Berorientasi pada kasus yang khas
Kedalaman metode kualitatif secara tipikal bermula dari kasus-kasus kecil yang menarik sesuai dengan tujuan penelitian.
  h.   Sensitif pada konteks
Peneliti harus peka dalam memahami konteks suatu temuan penelitian, suatu temuan akan banyak bermakna atau akan memberikan makna yang lebih mendalam bila dilihat dalam konteksnya sendiri-sendiri.
i.  Netralitas yang empati
Objektivitas yang sempurna adalah tidak mungkin, subjektivitas murni akan merusak kepercayaan, untuk itu dalam penelitian kualitatif seorang peneliti diharapkan bersifat netral tapi empati.
j. Desain yang lentur
Desain penelitian dalam metode kualitatif tidak bersifat kaku, mengadaptasi perubahan sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kegiatan penelitian.
k.  Purposive sampling
            Dalam penelitian kualitatif, penarikan sampel didasarkan pada tujuan, sehingga tidak dapat dilakukan secara acak. Serta perlunya pendalaman informasi yang diperlukan dalam melengkapi data yang diperlukan sampai dicapai situasi di mana penambahan informasi tidak ada.

4.      Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Kualitatif

Pertama-tama perlu dibedakan antara perumusan masalah (problem statement/problem formulation) dengan pertanyaan penelitian, perumusan masalah bisa dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Menurut Sudarwan Danim titik tekan perumusan masalah adalah pada masalah penelitian itu,sedangkan pertanyaan penelitian lebih teknis sifatnya,yaitu mengacup pada tujuan, asumsi, hipotesis, dan bahkan intrumen secara sangat spesifik, meskipun dalam praktiknya terkadang tidak dibedakan, karena keduanya mengacu pada tujuan penelitian yang sama.
John W. Creswell memberikan saran  dalam perumusan masalah bagi kepentingan penelitian kualitatif yaitu :
 - Buat satu atau dua pertanyaan yang bersifat umum kemudian diikuti dengan sub                          pertanyaan antara lain lima sampai tujuh
 - Format pertanyaan perlu terkait dengan tipe rancangan kualitatif/orientasi teoritis.
-  Memulai pertanyaan penelitian dengan kata apa atau bagaimana.
- Gunakan pertanyaan dengan kata yang tidak mengarah pad hal tertentu.
-  Buka kemungkinan pertanyaan penelitian berkembang dan berubah selama penelitian.
-  Gunakan pertanyaan terbuka tanpa referensi pada teori.
-Gunakan fokus tunggal dan khususkan/sebutkan lokasi penelitian dalam pertanyaan                     penelitian.

5.      Design/rancangan Penelitian Kualitatif

Desain penelitian pada dasarnya merupakan gambaran berkaitan dengan bagaimana penelitian itu akan dilaksanakan, pada tahap awal terdapat banyak pertanyaan pokok perlu dijawab seperti subtansi masalah yang akan diteliti, langkah serta prosedur yang akan dilaksanakan dalam penelitian, waktu pelaksanaan, biaya yang diperlukan, dan sebagainya, semua pertanyaan/masalah tersebut akan berkaitan dengan bagaimana desain penelitian yang akan disusun. Dalam melakukan suatu penelitian objek dan masalah penelitian akan menentukan pendekatan, metode, dan desain penelitian yang akan dipergunakan.
a.       Unsur-unsur Rancangan Penelitian Kualitatif
Menurut Lincoln dan Guba terdapat sepuluh unsur dalam penentuan desain penelitian kualitatif yaitu:
-          Menentukan fokus penelitian
-          Menentukan paradigma yang tepat sebagai fokus penelitian
-          Menentukan paradigma inkuiri untuk teori subtantif guna membimbing penelitian
-          Menentukan tempat di mana data kata dikumpulkan
-          Menetukan urutan fase penelitian/ inkuiri
-          Menentukan intrumentasi
-          Merencanakan pengumpulan data dan cara pencatatannya
-          Merencanakan prosedur analisis data
-          Merencanakan logistik
-          Merencanakan cara melakukan keterpercayaan penelitian
b.      Ciri-ciri Desain / Rancangan Penelitian Kualitatif
Ciri-ciri desain penelitian kualititatif menurut Nasution adalah sebagai berikut:
-          Desain tidak terinci, fleksibel, emergent, serta berkembang sambil jalan antara lain mengenai tujuan, subjek, sampel, sumber data.
-          Desain sebenarnya baru diketahui dengan jelas setelah penelitian selesai (retrospektif)
-          Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya; hipotesis lahir sewaktu penelitian dilakukan; hipotesis bersifat sementara dan dapat berubah; hipotesis berupa pertanyaan yang mengarahkan pengumpulan data.
-          Hasil penelitian terbuka, tidak diketahui sebelumnya, karena jumlah variable yang tak terbatas
-          Desain fleksibel, langkah-langkah tidak dapat dipastikan sebelumnya dan hasil penelitian tidak dapat diketahui atau diramalkan sebelumnya.
-          Analisis data dilakukan sejak mula, bersamaan dengan pengumpulan data, walaupun analisis akan lebih banyak pada tahap-tahap kemudian.
c.       Tahapan dalam Penelitian Kualitatif
Janice M. Morse dalam tulisannya yang berjudul Designing FMorse dalam tulisannya yang berjudul Designing Funded Qualitative Research , mengemukakan rancangan pokok dalam perencanaan penelitian kualitatif (yang juga menunjukkan tahapan) terdiri dari beberapa tahapan (Stages) yaitu:
-          Tahapan refleksi
Ø  Mengindentifikasi topik/ masalah
Ø  Mengindentifikasi paradigm
-          Tahapan perencanaan
Ø  Memilih lokasi
Ø  Memilih strategi
Ø  Triangulasi metodologi
Ø  Persiapan penelitian
Ø  Menyusun pertanyaan penelitian
Ø  Menulis proposal
Ø  Tahapan masuk lapangan
Ø  Penentuan sampel
Ø  Tekhnik wawancara
-          Tahapan pengumpulan data untuk menjamin keterpercayaan
Ø  Kriteria kelayakan dan kepatutan
Ø  Verifikasi penelitian dengan informasi sekunder                                                                                                                  
Ø  Multiple raters
-          Tahapan penarikan diri
-          Tahapan menulis hasil penelitian

6.      Langkah-langkah Penelitian

 a.   Pra survei/orientasi lapangan

Hal ini dilakukan melalui observasi kegiatan terkait dengan keadaan di lapangan dan dialog dengan key informan.

       b.   Wawancara
Wawancara dilakukan melalui para tokoh/key informan. Pada tahap ini, materi wawancara bersifat umum. Pada tahap berikutnya wawancara akan lebih diarahkan pada focus penelitian dan langsung menghubungi sumber-sumber yang berhubungan langsung (firs hand). Kemudian dta hasil wawancara, dikomparasikan dengan studi dokumentasi dan observasi.
       c.  Diskusi
Dalam rangka lebih menangkap ide-ide yang dikemukakan para responden/ yang diwawancarai, peneliti juga akan melakukan diskusi secara terus-menerus dengan responden yang berada di lapangan. Diskusi ini sifatnya berkelanjutan, selama terjun ke lapangan dan selama penulisan. Ini dilakukan juga untuk melakukan triangulasi data.


      d.  Triangulasi
Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung
     e.   Member check
Member check dilakukan pada subjek wawancara melalui cara-cara sebagai  berikut: pertama, langsung pada saat wawancara dalam bentuk penyampaian ide yang tertangkap peneliti saat wawancara. Kedua, tidak langsung dalam bentuk penyampaian rangkuman hasil wawancara setelah peneliti mengetik dan menyusun menurut tertib masalah yang telah dirancang.


      f.  Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan untuk menambah atau memperkuat apa yang terjadi, dan sebagai bahan untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara, sejauh ada dokumentasi yang bias diperoleh di lapangan.

 g. Observasi Langsung
Observasi dilakukan pertama pada seluruh aktivitas yang menjadi focus masalah penelitian. Kemudian setelah observasi yang bersifat keseluruhan ini diperoleh data-data yang bersifat umum maka penelitian  akan lebih memfokuskan observasi pada kegiatan-kegiatan yang langsung terkait dengan focus penelitian.

B.     Penelitian Kuantitatif

1.      Pengertian

Secara etimologis, kuantitatif bermakna jumlah atau penjumlahan, sehingga penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis. Metode penelitian kuantitatif merupakan , metode penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisis yang umumnya menggunakan statistik. Dalam penelitian kuantitatif peneliti mengumpulkan data-data numerik sebagai bahan utama untuk melakukan analisis, dan kalaupun ada data naratif, itu hanya sebagai informasi tambahan yang tidak menjadi bagian yang dianalisis.

2.      Proses prenelitian kuantitatif

a.      Rumusan Masalah
Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas. Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
b.      Landasan Teori
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitoan tersebut.
c.       Perumusan Hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
d.      Pengumpulan Data
Hipotesis yang masih merupakan rumusan masalah tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunaka sampeel yang diambil dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil harus respentatif, dengan teknik random sampling.
Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian. Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti.
e.       Analisis Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.
f.        Kesimpulan dan Saran
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

3.      Analisis Data Kuantitatif

Seiring dengan perkembangan teknologi komputer dan berbagai berbagai perangkat lunak yang dikembangkan, analisis data kuantitatif tidak lagi banyak menggunakan perhitungan secara tradisional atau manual tetapi menggunakan analisis berbantukan perangkat (software) tertentu melalui komputer. Penggunaan komputer tentu saja memberikan kemudahan dan menghindari berbagai kesalahan yang terjadi. Namun tidak dapat pula menghindari terjadinya kendala teknis yang tidak memungkinkan data dihitung melalui software tertentu.
a.      Menggunakan Statistik Deskriptif
Secara sederhana, yang dimaksud dengan statistik deskriptif adalah prosedur matematis biasa (tunggal,sederhana) yang menyajikan data dengan jalan meringkas dan mengorganisasi secara relatif jumlah besar data numerik. Matematis sederhana yang dimaksud mencakup tiga kategori dasar; mengukur kecendrungan nilai tengah atau disebut tendensi sentral, penyebaran, dan hubungan.
-          Tendensi Sentral
Tendensi sentral merupakan nilai angka tunggal yang digunakan untuk menggambarkan nilai rata-rata dari keseluruhan kumpulan skor. Pengambilan nilai rata-rata dari suatu objek yang diukur dilakukan dengan pertimbangan adanya kesulitan yang luar biasa jika menghitung setiap data tunggal dari sekian banyak sampel. Misalnya menghitung skor dari dua kelompok yang berjumlah sebanyak 50 peserta didik (total N = 100). Tentu saja, kita mengalami kesulitan yang berarti untuk mendapatkan gambaran akurat tentang kemampuan rata-rata dari masing-masing kelompok. Apalagi jika kemampuan yang diukur untuk beberapa pelajaran atau mata kuliah. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran yang efektif dengan menggunakan tiga cara, yakni menghitung nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus).
-          Penyebaran
Jika pengukuran tendensi sentral menunjukkan kesamaan atau kekhususan skor dari kelompok data, maka pengukuran penyebaran (dispersion) menunjukkan skor yang berbeda dalam suatu kumpulan data. Istilah lain yang sering digunakan yaitu variabilitas (keragaman), yakni jumlah penyebaran skor tentang rata-rata atau pengukuran tendensi sentral lainnya.

-          Hubungan
Analisis data statistik dalam hubungannya dengan tendensi sentral dan penyebaran merupakan deskripsi skor dalam suatu variabel tunggal. Untuk menganalisis hubungan (relationship) antara dua atau lebih variabel harus menggunaka statistik korelasional, atau oleh banyak ahli menyebutnya sebagai koefisien korelasi (correlational coefficient). Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur arah (jalur) atau tingkat hubungan antara dua variabel.
b.      Statistik Inferensial
Analisis data statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Tujuannya yaitu untuk menentukan bagaimana kemungkinan hasil statistik yang diberikan untuk keseluruhan populasi berdasarkan bagian kecil atau sampeel suatu penelitian. Prosedur statistik inferensial digunakan sebagai alat analisis untuk desain penelitian yang fokus kajiannya untuk mengetahui perbandingan kelompok dan hubungan antara variabel.

4.      Kapan menggunakan metode kuantitatif

Suatu masalah yang ingin dijawab melalui pemahaman yang empiris dengan menggunakan penelitian pada dasarnya bila menggunakan metode apapun tergantung pada bagaimana masalah diformulasikan serta aspek keluasan atau kedalaman dari informasi yang diperlukan. Secara umum penelitian kuantitatif harus digunakan manakala penelitian dilakukan untuk memverivikasi teori, selain itu jika dimaksudkan untuk menjawab permasalahan secara meluas sehingga dapat digunakan untuk kondisi dan situasi yang lain, untuk itu hal tersebut perlu dipertimbangkan ketika ingin menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun kondisi lain yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan penelitian kuantitatif adalah (dalam bentuk pertanyaan penelitian):
-          Apabila menginginkan jawaban dalam bentuk kuantitatif, seperti “berapa banyak orang yang memilih partai A” ?; “berapa banyak pegawai yang dibutuhkan di kantor B?”. (menggunakan statistik deskriptif)
-          Apabila ingin mengetahui perubahan-perubahan angka atau jumlah, seperti “apakah jumlah mahasiswa di Universitas A berkurang atau bertambah?” (menggunakan statistik deskriptif)
-          Apabila ingin mengetahui keaadaan sesuatu atau gejala-gejala tertentu dalam bentuk kepastian angka seperti “faktor apa yang terkait dengan perubahan prestasi belajar siswa?”; “bagaimana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja pegawai?” (menggunakan beberapa teknik perhitungan statistik inferensial)
-          Apabila ingin menguji hipotesis seperti “apakah terdapat hubungan antara kompeensasi dengan kinerja?”; “apakah ada pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi berprestasi pegawai?” (menggunakan beberapa teknik perhitungan statistik inferensial)

C.    R&D  (Research and Development)

1.      Pengertian

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development  adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.  
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebetuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan sebuah penelitian untuk mengujinya. Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years ).
Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang Ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan ala-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian, metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Penelitian dan pengembangan pada industri merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan produk-produk baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan, bahkan untuk industri farmasi dan komputer lebih dari 4%.(foodnote) Dalam bidang sosial dan pendidikan peranan research dan development masih sangat kecil, dan kurang dari 1% dari biaya pendidikan secara keseluruhan.

2.      Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

a.      Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh, di pantai selatan Pulau Jawa, terdapat menjadi energi mekanik yang dapat digunakkan untuk menggerakkan sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik, atau untuk turbi air. Dalam bidang sosial dan pendidikan, misalnya kita punya potensi penduduk usia kerja yang cukup banyak, sehingga melalui model pendidikan tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau industri yang berbasis bahan mentah alam indonesia.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup besar, seperti minyak, batubara, hutan, pertanian; tetapi belum dapat didayagunakan oleh bangsa sendiri. semua potensi akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Misalnya kita mempunyai cadangan sumber daya alam yang banyak, tetapi tidak mendayagunakannya, sehingga akan menjadi masalah. Namun demikian, masalah juga dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Misalnya sampah akan dapat dijadikan potensi, kalau kita dapat merubahnya sebagai pupuk atau energi atau barang lain yang bermanfaat.
Masalah, seperti yang telah dikemukakan adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Misalnya potensi energi angin di pantai harus dapat dikemukakan data berapa kekuatan dan kecepatan angin, berapa lama dalam satu hari, darimana arah angin dan lain-lain. Data angin tersebut selanjutnya dapat menghasilkan energi mekanik atau listrik.
Bangsa Indonesia telah dipimpin oleh enam presiden dengan latar belakang yang bervariasi, tetapi setiap presiden belum mampu membawa kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Di sini masalahnya adalah kemajuan dan kemakmuran. Untuk itu masalah tersebut harus ditunjukkan dengan data empirik tentang belum maju dan makmurnya bangsa indonesia. Data tentang kemajuan bangsa Indonesia dari segi sumber daya manusia dapat ditunjukkan dengan Humas Develpment Index. Pada tahun 2003 Human Development Index menduduki rangkin 112 dari 179 negara. Dari segi teknologi, hampir belum ada produk teknologi canggih yang ditemukan bangsa Indonesia yang diproduksi masal. Motor, mobil, alat rumah tangga yang modern hampir semuanya produk asing. Masalah kemakmuran bangsa Indonesia bisa ditunjukkan melalui data antara lain data tentang angka kemiskinan, dan data tentang daya beeli masyarakat.
Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

b.      Mengumpulkan informasi
Sebuah potensi dan masalah dapat ditunjukkan ssecara faktual dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Di sini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

c.       Desain produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development  bermacam-macam.  Baik itu dalam bidang teknologi, administrasi maupun teknik. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk  yang berkualitas, hemat enerji, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. (contoh komputer yang canggih bisa berfungsi untuk pengetikan; gambar, analisis, berfungsi sebagai TV, Tape, Camera Telpon dll).
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang teknik, desain produk harus dilengkai dengan penjelasan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut, ukuran dan toleransinya, alat yang digunakan untuk mengerjakan, serta prosedur kerja, dalam produk yang berupa sistem perlu dijelaskan mekanisme penggunaan sistem tersebut, cara kerja berikut kelebihan dan kekurangannya.

d.      Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalalm hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.

e.       Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

f.        Uji Coba Produk
Seperti yang telah dikemukakan, kalau dalam bidang teknnik, desain produk yang belum dibuat tidak bisa diuji coba dulu, tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan barang, dan barang tersebut yang diuji coba. Misalnya desain mesin pengolah sampah, setelah divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya mesin tersebut dapat dibuat dalam bentuk prototipe. Prototipe inilah yang selanjutnya diuji coba.
Dalam bidang administrasi atau sosial desain produk seperti sistem kerja baru dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahaap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan sistem kerja tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah sistem kerja yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain.
Untuk itu pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan efektivitas dan efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru. Seperti telah dikemukakan efektivitas sistem kerja baru akan diukur berdasarkan, arus kerja menjadi pendek dan lancar, pegawai lebih mudah dan nyaman mengikuti sistem tersebut, lebih murah, cepat, produktif, dan memuaskan pihak-pihak yaang dilayani dengan sistem tersebut. Jadi indikator keberhasilan yang dapat diukur adalah, kecepatan kerja, kenyamanan kerja, produktivitas kerja, dan biaya.

g.      Revisi Produk
Jika pengujian produk pada sample tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem baru lebih baru ternyata lebih baik dari sistem lama. Maka perlu diadakan pengujian kembali, seperti setelah sistem dipakai selama setengah tahun atau tahun perlu dicek kembali, mungkin ada kelemahannya, kalau ada perlu segera diperbaiki lagi. Setelah diperbaiki, maka dapat diproduksi masal, atau digunakan pada sistem kerja yang lebih luas.

h.      Ujicoba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

i.        Revisi Produk 
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja. Perusahaan kendaraan bermotor, pesawat terang dan teknologi yang lain selalu mengevaluasi kinerja produknya di lapangan, untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.

j.        Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan memenuhi. Untuk dapat memproduksi masal, maka peneliti perlu bekerja sama dengan perusahaan.

3.      Laporan Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya. Lampiran berupa produk yang dihasilkan tersebut, dibuat dalam nuku tersendiri, dan diberikan penjelasan tentang kehebatan produk tersebut berdasarkan hasiil uji coba, serta cara menggunakan produk tersebut.
Sistematika laporan adalah sebagai berikut.

HALAM JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
D.    Manfaat
       BAB II     LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.    Deskripsi Teori
B.     Kerangka Berfikir
C.     Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)
                      BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A.    Langkah-langkah Penelitian
B.     Metode penelitian tahap I
1.      Populasi sampel sumber data
2.      Teknik Pengumpulan Data
3.      Instrumen Penelitian
4.      Analisis Data
5.      Perencanaan Desain Produk
6.      Vaidasi Desain
C.     Metode penelitian tahap II
1.      Model Rancangan Eksperimen Untuk Menguji
2.      Populasi dan sampel
3.      Teknik Pengumpulan Data
4.      Instrumen Penelitian
5.      Teknik Analisis Data
                      BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Desain Awal Produk (gambar dan penjelasan)
B.     Hasil Pengujian Pertama
C.     Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan
D.    Hasil Pengujian tahap ke II
E.     Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan
F.      Pengujian tahap ke III (bila perlu)
G.    Penyempurnaan Produk (gambar terakhir dan
H.    Pembahasan Produk
                 BAB V       KESIMPULAN DAN SARAN PENGGUNAANNYA
A.    Kesimpulan
B.     Saran Penggunaan
                 DAFTAR PUSTAKA
                 LAMPIRAN INSTRUMEN
                 LAMPIRAN DATA
                 LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU PENJELASANNYA


4.      Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan

      Berikut diberikan beberapa contoh judul penelitian yang menggunakan R&D. judul harus mencerminkan produk yang akan dihasilkan.
1.      Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat
2.      Model penanganan sampah di perkotaan
3.      Pengembangan sistem lalu lintas di perkotaan
4.      Pengembangan sistem pembelajaran Matematika yang menyenangkan bagi peserta didik
5.      Pola pengembangan pembelajaran Fisika berbasis lingkungan tempat tinggal
6.      Pendayagunaan gelombang laut untuk pembangkit listrik
7.      Pengembangan Sistem Informasi Bencana Alam
8.      Model penanganan remaja korban narkoba dengan mengintensifkan peranan orang tua
9.      Pengembangan model pembelajaran berbasis kurikulum muatan lokal untuk pembelajaran Fisika
10.  Model pengembangan karir kedua bagi para lanjut usia
11.  Pengembangan alat kendali lampu dan alat rumah tangga jarak jauh melalui handphone
12.  Membuat minyak batubara sebagai pengganti minyak bumi yang ramah lingkungan
13.  Model sistem Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri  Perkebunan Rakyat berdasarkan Perwilayahan Komoditas (Pertanian)
14.  Prototipe kincir angin penggerak generator untukn keperluan pekerjaan las.

DAFTAR PUSTAKA

Yamin, Muhammad. 2014. Action Research Teori, Model & Aplikasi. Jakarta: Kencana
Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama
Sugiyono, 2015. METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D. Bandung: ALFABETA
Arikunto, Suharismi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sauhnessy, John J. 2012. Metodologi penelitian dalam psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Margono, S.  2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta



[1] Sugiyono,  Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2015, hal. V. 
[2] Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan Tindakan, PT Refika Aditama, Bandung, 2014, hal. 181-182