Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ada
bermacam-macam bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk
luasnya bisa berbeda namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu,
yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya,
melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan
merupakan masalah selera dan prefensi perorangan maupun lembaga dengan
memperhatikan berbagai faktor lainnya, seperti masalah apa yang dikaji,
siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa yang
disampaikan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka untuk menyeragamkan tata cara
penulisan tersebut, para peneliti perlu mengetahui tata pedoman penyusunan
usulan dalam sebuah penelitian.
Berbagai macam definisi penelitian yang
dikemukakan oleh banyak ahli atau penulis. Secara umum, penelitian dapat
didefinisikan sebagai sebuah kegiatan ilmiah dalam rangka memperoleh
pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara
tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru
dengan menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama,
atau benar-benar menemukan sesuatu yang baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Sebuah penelitian ilmiah
dapat menggunakan pendekatan kualitatf maupun kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering
disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kulitatif
lebih mendasarkan pada penalaran logis , pemahaman interpretasi terhadap obyek
penelitian.
Borg dan Gall mengungkapkan beberapa nama penelitian
kuantitatifdan kualitatif. Penelitian kuantitatif disebut sebagai metode
tradisional, positivistic,scientific, confirmatory, kuantitatif. Sedangkan
metode kualitatif sering disebut sebagai metode baru, postpositivistic,
discovery, interpretive, dan kualitatif. Nama kedua , metode tersebut yang
paling banyak digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif.[1]
Perbedaan kedua metode tersebut, tidak semata-mata
yang satu pakai angka dan yang lain tidak. Bila ditinjau dari tingkat
kesulitan, maka sebenernya metode kualitatif lebih sulit bila dibanding dengan
metode kualitatif. Di dalam makalah ini kami akan membahas
secara luas tentang tiga metode
yaitu Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian dan Pengembangan (Research
and Development/R&D).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ?
2.
Apa saja karakteristik dari penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ?
3.
Bagaimana
Langkah-langkah penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk meningkatkan pemahaman tentang penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan R&D
2. Untuk mengetahui karakteristik dari penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D
2. Untuk mengetahui karakteristik dari penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D
3. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D
BAB II
PEMBAHASAN
KUALITATIF, KUANTITATIF, R&D
A. Penelitian Kualitatif
1.
Pengertian Penelitian
Kualitatif
Penelitian kualitatif atau naturalistic inquiry adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, demikianlah
pendapat Bogdan dan Guba, sementara itu Kirk dan Miller
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya. Fraenkel dan Wallen menyatakan bahwa penelitian
yang mengkaji kualitas hubungan, kegiatan,situasi, atau material disebut
penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi menyeluruh dalam
menggambarkan rinci segala sesuatu yang terjadi pada suatu kegiatan atau
situasi tertentu.
2. Landasan Penelitian Kualitatif
Secara filosofis penelitian kualitatif merujuk pada
fenomenologi, sebuah ahli filsafat yang dikembangkan oleh Husserl. Edmund
Husserl adalah filsosof
yang mengembangkan metode fenomenologi, dia lahir di Prostejov Cokoslowakia dan
mengajar diberbagai Universitas besar
Eropa, meninggal pada tahun 1938 di Freiburg. Hasil pemikirannya
diselamatkan oleh kaum Nazi, dengan membawa seluruh buku dan tulisannya ke
Universitas Leuven Belgi, sehingga kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut
oleh murid-muridnya. Di antara tulisan-tulisan pentingnya adalah Logische
Untersuchungen (pendidikan, penyelidikan Logis ) dan Ideen zu einer
Phanomenologi und Phanomenologichen Philosophi (gagasan-gagasan untuk suatu
Fenomenologi Murni dan Filsafat Fenomenologi).
Dalam
paham fenomenologi sebagaimana diungkapkan oleh Husserl, bahwa kita harus
kembali kepada benda-benda itu sendiri (zu den sachen selbst),objek-objek harus
diberikan kesempatan untuk berbicara melalui deskripsi fenomenologis guna
mencari hakikat gejala-gejala (Wessenchau). Husserl berpendapat bahwa
kesadaran bukan bagian dari kenyataan melainkan asal kenyataan, dia menolak
bipolarisasi antara kesadaran dan alam, antara subjek danobjek, kesadaran tidak
menemukan objek-objek, tapi objek-objek diciptakan oleh kesadaran.
Kesadaran merupakan sesuatu yang bersifat
intensionalitas (bertujuan), artinya kesadaran tidak dapat dibayangkan tanpa
suatu yang disadari. Kesadaran tidak bersifat pasif karena menyadari sesuatu
berarti mengubah sesuatu,kesadaran merupakan suatu tindakan, terdapat interaksi
antara tindakan kesadaran dan objek kesadaran, namun yang ada hanyalah
kesadaran sedang objek kesadaran pada dasarnya diciptakan oleh kesadaran.[2]
Berkaitan dengan hakikat objek-objek, Husserl
berpendapat bahwa untuk melengkapi hakikat objek-objek diperlukan tiga macam
reduksi guna menyingkirkan semua hal yang mengganggudalam mencapai wessenchau
yaitu: Reduksi pertama, menyingkirkan segala sesuatu yang subjektif, sikap kita
harus objektif, terbuka untuk gejala-gejala yang harus diajak bicara. Reduksi
kedua, menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang objek yang diperoleh dari
sumber lain, dan semua teori serta hipotesis yang sudah ada. Reduksi ketiga,
menyingkirkan seluruh tradisi pengetahuan. Segala sesuatu yang sudah dikatakan
orang lain harus, untuk sementara, dilupakan, kalau reduksi-reduksi ini
berhasil,maka gejala-gejala akan memperlihatkan dirinya sendiri/dapat menjadi
fenomena.
Paradigma pendekatan penelitian tersebut tampak sekali
mempunyai asumsi/aksioma dasar filosofi yang menurut Lincoln Guba adalah
bahwa kenyataan itu merupakan sesuatu yang utuh. Oleh karena itu,objek harus
dilihat dalamsuatu konteks natural, tidak dalam bentuk yang terfragmantasi. Dari
sudut epistemologi, dalam pandangan Fenomenologi subjek dan objek tidak dapat
dipisahkan dan aktif bersama dalam memahami berbagai gejala. Dari sudut
aksiologi, dalam pandangan fenomenologi penelitian itu terikat oleh nilai
sehingga hasil suatu penelitian harus dilihat sesuai konteks.
Untuk lebih jelasnya berikutini akan dikemukakan
landasan filosofis paradigmaalamiah (fenomenologi) dengan mengacu pada
pendapat Lincoln dan Guba, sebagaimana terlihat dalam table
berikut:
Table
Landasan
Filosofis Penelitian Kualitatif
No
|
Aksioma Tentang
|
Paradigma Alamiah/Kualitatif
|
1
|
Hakikat kenyataan
|
Kenyataan adalah ganda, dibentuk, dan merupakan
keutuhan
|
2
|
Hubungan pencari tahu dan yang tahu
|
Pencari tahu dengan yang tahuaktif bersama, jadi
tidak dapat dipisahkan
|
3
|
kemungkinan Generalisasi
|
Hanya waktu dan konteks yang menikat hipotesis kerja
(pernyataan idiografis) yang dimungkinkan
|
4
|
Kemungkinan hubungan sebab-akibat
|
Setiap leutuhan berada dalam keadaan memengaruhi
secara bersama-sama sehingga sukar membedakan mana sebab dan mana akibat
|
5
|
Peranan nilai
|
Inkuirinya terikat nilai
|
Sumber:
Lexy J. Moleong
Sementara
itu dalam tataran metodologis yang juga
menunjukkan manifestasi landasan filosofis fenomenologi, menggambarkan
perbedaan dengan penelitian kuantitatif dengan landasan positivisme, adapun
landasan metodologi penelitian kualitatif adalah:
Table
Landasan Metodologi
Penelitian Kualitatif
No
|
Deskripsi
|
1
|
Hopotesis
dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penelitian
|
2
|
Definisi
sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
|
3
|
Deskripsi
naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan
|
4
|
Lebih
suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
|
5
|
Penilaian
validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi
|
6
|
Menggunakan
deskripsi prosedur secara naratif
|
7
|
Sampling
purposive
|
8
|
Menggunakan
analisis logis dalam mengontrol variabel ekstern
|
9
|
Mengandalkan
penelitian dalam mengontrol
|
10
|
Menyimpulkan
hasil secara naratif /kata-kata
|
11
|
Gejala-gejala
yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
|
12
|
Tidak
merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah/membiarkan keadaan aslinya
|
(Diadaptasi dari Jack R. Fraenkel &
Norman E. Wallen)
3. Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Untuk pemahaman
yang lebih utuh mengenai penelitian kualitatif, maka pengetahuan tentang apa
ciri-ciri (karakteristik) penelitian kualitatif akan memberikan gambaranyang
lebih jelasdan padu tentang penelitian kualitatif. Adapun cici-ciri
(karakteristik) penelitian kualitatif sebagai berikut:
a. Inkuiri naturalistic
a. Inkuiri naturalistic
Menurut
Guba inkuiri naturalistic merupakan pendekatan yang berorientasi pada penemuan
yang meminimalisir manipulasi peneliti atas objek penelitian/studi.
b. Analisis induktif
b. Analisis induktif
Penemuan
dengan menggunakan logika induktif, analisis induktif bermakna analisis yang
dimulai dengan melakukan observasi spesifik menuju terbentuknya pola umum.
c. Perspektif menyeluruh
c. Perspektif menyeluruh
Peneliti
kualitatif memandang bahwa keseluruhan
itu merupakan suatu sistem yang kompleks tidak sekadar penjumlahan
bagian-bagiannya. Pendeskripsian serta pemahaman atas lingkungan sosial (atau
lingkungan dalam konteks lainnya) seseorang (informan) merupakan hal yang
sangat penting bagi pemahaman yang menyeluruh atas apa yang diteliti.
d. Data kualitatif
d. Data kualitatif
Dalam
penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif
mendeskripsikan setting penelitian, baik situasi maupun informan/responden yang
umumnya berbentuk narasi melalui perantara lisan seperti ucapan/penjelasan
responden, dokumen pribadi, ataupun catatan lapangan.
e. Kontak personal
e. Kontak personal
Metode
kualitatif mensyarakatkan perlunya kontak personal secara langsung antara
peneliti dengan orang-orang dan lingkungan yang sedang dieliti.
f. Sistem yang dinamis
f. Sistem yang dinamis
Setting
penelitian merupakan sesuatu yang dinamis dan selalu berubah, baik secara
individual maupun budaya secara keseluruhan.
g. Berorientasi pada kasus yang khas
g. Berorientasi pada kasus yang khas
Kedalaman
metode kualitatif secara tipikal bermula dari kasus-kasus kecil yang menarik
sesuai dengan tujuan penelitian.
h. Sensitif pada konteks
h. Sensitif pada konteks
Peneliti
harus peka dalam memahami konteks suatu temuan penelitian, suatu temuan akan
banyak bermakna atau akan memberikan makna yang lebih mendalam bila dilihat
dalam konteksnya sendiri-sendiri.
i. Netralitas yang empati
i. Netralitas yang empati
Objektivitas
yang sempurna adalah tidak mungkin, subjektivitas murni akan merusak
kepercayaan, untuk itu dalam penelitian kualitatif seorang peneliti diharapkan
bersifat netral tapi empati.
j. Desain yang lentur
j. Desain yang lentur
Desain
penelitian dalam metode kualitatif tidak bersifat kaku, mengadaptasi perubahan
sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam kegiatan penelitian.
k. Purposive sampling
k. Purposive sampling
Dalam
penelitian kualitatif, penarikan sampel didasarkan pada tujuan, sehingga tidak
dapat dilakukan secara acak. Serta perlunya pendalaman informasi yang
diperlukan dalam melengkapi data yang diperlukan sampai dicapai situasi di mana
penambahan informasi tidak ada.
4. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Kualitatif
Pertama-tama
perlu dibedakan antara perumusan masalah (problem statement/problem
formulation) dengan pertanyaan penelitian, perumusan masalah bisa dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan. Menurut Sudarwan Danim titik tekan perumusan
masalah adalah pada masalah penelitian itu,sedangkan pertanyaan penelitian
lebih teknis sifatnya,yaitu mengacup pada tujuan, asumsi, hipotesis, dan bahkan
intrumen secara sangat spesifik, meskipun dalam praktiknya terkadang tidak
dibedakan, karena keduanya mengacu pada tujuan penelitian yang sama.
John
W. Creswell memberikan saran dalam perumusan masalah bagi kepentingan
penelitian kualitatif yaitu :
- Buat satu atau dua pertanyaan yang bersifat umum kemudian diikuti dengan sub pertanyaan antara lain lima sampai tujuh
- Format pertanyaan perlu terkait dengan tipe rancangan kualitatif/orientasi teoritis.
- Memulai pertanyaan penelitian dengan kata apa atau bagaimana.
- Gunakan pertanyaan dengan kata yang tidak mengarah pad hal tertentu.
- Buka kemungkinan pertanyaan penelitian berkembang dan berubah selama penelitian.
- Gunakan pertanyaan terbuka tanpa referensi pada teori.
-Gunakan fokus tunggal dan khususkan/sebutkan lokasi penelitian dalam pertanyaan penelitian.
- Buat satu atau dua pertanyaan yang bersifat umum kemudian diikuti dengan sub pertanyaan antara lain lima sampai tujuh
- Format pertanyaan perlu terkait dengan tipe rancangan kualitatif/orientasi teoritis.
- Memulai pertanyaan penelitian dengan kata apa atau bagaimana.
- Gunakan pertanyaan dengan kata yang tidak mengarah pad hal tertentu.
- Buka kemungkinan pertanyaan penelitian berkembang dan berubah selama penelitian.
- Gunakan pertanyaan terbuka tanpa referensi pada teori.
-Gunakan fokus tunggal dan khususkan/sebutkan lokasi penelitian dalam pertanyaan penelitian.
5. Design/rancangan Penelitian Kualitatif
Desain
penelitian pada dasarnya merupakan gambaran berkaitan dengan bagaimana
penelitian itu akan dilaksanakan, pada tahap awal terdapat banyak pertanyaan
pokok perlu dijawab seperti subtansi masalah yang akan diteliti, langkah serta
prosedur yang akan dilaksanakan dalam penelitian, waktu pelaksanaan, biaya yang
diperlukan, dan sebagainya, semua pertanyaan/masalah tersebut akan berkaitan
dengan bagaimana desain penelitian yang akan disusun. Dalam melakukan suatu
penelitian objek dan masalah penelitian akan menentukan pendekatan, metode, dan
desain penelitian yang akan dipergunakan.
a. Unsur-unsur
Rancangan Penelitian Kualitatif
Menurut Lincoln dan Guba terdapat sepuluh unsur dalam
penentuan desain penelitian kualitatif yaitu:
-
Menentukan fokus
penelitian
-
Menentukan
paradigma yang tepat sebagai fokus penelitian
-
Menentukan
paradigma inkuiri untuk teori subtantif guna membimbing penelitian
-
Menentukan tempat
di mana data kata dikumpulkan
-
Menetukan urutan
fase penelitian/ inkuiri
-
Menentukan
intrumentasi
-
Merencanakan
pengumpulan data dan cara pencatatannya
-
Merencanakan
prosedur analisis data
-
Merencanakan
logistik
-
Merencanakan cara
melakukan keterpercayaan penelitian
b. Ciri-ciri
Desain / Rancangan Penelitian Kualitatif
Ciri-ciri desain penelitian kualititatif menurut
Nasution adalah sebagai berikut:
-
Desain tidak
terinci, fleksibel, emergent, serta berkembang sambil jalan antara lain
mengenai tujuan, subjek, sampel, sumber data.
-
Desain sebenarnya
baru diketahui dengan jelas setelah penelitian selesai (retrospektif)
-
Tidak mengemukakan
hipotesis sebelumnya; hipotesis lahir sewaktu penelitian dilakukan; hipotesis
bersifat sementara dan dapat berubah; hipotesis berupa pertanyaan yang
mengarahkan pengumpulan data.
-
Hasil penelitian
terbuka, tidak diketahui sebelumnya, karena jumlah variable yang tak terbatas
-
Desain fleksibel,
langkah-langkah tidak dapat dipastikan sebelumnya dan hasil penelitian tidak
dapat diketahui atau diramalkan sebelumnya.
-
Analisis data
dilakukan sejak mula, bersamaan dengan pengumpulan data, walaupun analisis akan
lebih banyak pada tahap-tahap kemudian.
c. Tahapan
dalam Penelitian Kualitatif
Janice
M. Morse dalam tulisannya yang berjudul Designing FMorse dalam tulisannya yang
berjudul Designing Funded Qualitative Research , mengemukakan rancangan pokok
dalam perencanaan penelitian kualitatif (yang juga menunjukkan tahapan) terdiri
dari beberapa tahapan (Stages) yaitu:
-
Tahapan refleksi
Ø Mengindentifikasi
topik/ masalah
Ø Mengindentifikasi
paradigm
-
Tahapan
perencanaan
Ø Memilih
lokasi
Ø Memilih
strategi
Ø Triangulasi
metodologi
Ø Persiapan
penelitian
Ø Menyusun
pertanyaan penelitian
Ø Menulis
proposal
Ø Tahapan
masuk lapangan
Ø Penentuan
sampel
Ø Tekhnik
wawancara
-
Tahapan
pengumpulan data untuk menjamin keterpercayaan
Ø Kriteria
kelayakan dan kepatutan
Ø Verifikasi
penelitian dengan informasi sekunder
Ø Multiple
raters
-
Tahapan penarikan
diri
-
Tahapan menulis
hasil penelitian
6. Langkah-langkah Penelitian
a. Pra survei/orientasi lapangan
Hal ini dilakukan melalui
observasi kegiatan terkait dengan keadaan di lapangan dan dialog dengan key
informan.
b. Wawancara
b. Wawancara
Wawancara dilakukan
melalui para tokoh/key informan. Pada tahap ini, materi wawancara bersifat
umum. Pada tahap berikutnya wawancara akan lebih diarahkan pada focus
penelitian dan langsung menghubungi sumber-sumber yang berhubungan langsung
(firs hand). Kemudian dta hasil wawancara, dikomparasikan dengan studi
dokumentasi dan observasi.
c. Diskusi
c. Diskusi
Dalam rangka lebih
menangkap ide-ide yang dikemukakan para responden/ yang diwawancarai, peneliti
juga akan melakukan diskusi secara terus-menerus dengan responden yang berada
di lapangan. Diskusi ini sifatnya berkelanjutan, selama terjun ke lapangan dan
selama penulisan. Ini dilakukan juga untuk melakukan triangulasi data.
d. Triangulasi
Triangulasi dilakukan
melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung
e. Member
check
Member check dilakukan
pada subjek wawancara melalui cara-cara sebagai
berikut: pertama, langsung pada saat wawancara dalam bentuk penyampaian
ide yang tertangkap peneliti saat wawancara. Kedua, tidak langsung dalam bentuk
penyampaian rangkuman hasil wawancara setelah peneliti mengetik dan menyusun
menurut tertib masalah yang telah dirancang.
f. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi
dimaksudkan untuk menambah atau memperkuat apa yang terjadi, dan sebagai bahan
untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara, sejauh ada dokumentasi yang
bias diperoleh di lapangan.
g. Observasi Langsung
g. Observasi Langsung
Observasi dilakukan pertama pada
seluruh aktivitas yang menjadi focus masalah penelitian. Kemudian setelah
observasi yang bersifat keseluruhan ini diperoleh data-data yang bersifat umum
maka penelitian akan lebih memfokuskan
observasi pada kegiatan-kegiatan yang langsung terkait dengan focus penelitian.
B. Penelitian Kuantitatif
1. Pengertian
Secara etimologis, kuantitatif bermakna jumlah atau
penjumlahan, sehingga penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan
angka-angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis. Metode
penelitian kuantitatif merupakan , metode penelitian yang dimaksudkan untuk
menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisis
yang umumnya menggunakan statistik. Dalam penelitian kuantitatif peneliti
mengumpulkan data-data numerik sebagai bahan utama untuk melakukan analisis,
dan kalaupun ada data naratif, itu hanya sebagai informasi tambahan yang tidak
menjadi bagian yang dianalisis.
2. Proses prenelitian kuantitatif
a. Rumusan Masalah
Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh
peneliti harus sudah jelas. Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi,
maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya
dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini maka akan dapat
memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
b. Landasan Teori
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti
menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian
kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitoan tersebut.
c. Perumusan Hipotesis
Jawaban
terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan
hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian.
d. Pengumpulan Data
Hipotesis
yang masih merupakan rumusan masalah tersebut, selanjutnya akan dibuktikan
kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan
data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan
waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunaka sampeel yang diambil
dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka
sampel yang diambil harus respentatif, dengan teknik random sampling.
Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk
itu peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian. Agar instrumen dapat
dipercaya, maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrumen teruji
validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel
yang telah ditetapkan untuk diteliti.
e. Analisis Data
Data
yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Data hasil analisis selanjutnya
disajikan dan diberikan pembahasan.
f.
Kesimpulan
dan Saran
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka
selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap
setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau
rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Karena peneliti
melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti
berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut
diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan
kesimpulan hasil penelitian. Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan.
3.
Analisis Data
Kuantitatif
Seiring
dengan perkembangan teknologi komputer dan berbagai berbagai perangkat lunak
yang dikembangkan, analisis data kuantitatif tidak lagi banyak menggunakan
perhitungan secara tradisional atau manual tetapi menggunakan analisis
berbantukan perangkat (software) tertentu melalui komputer. Penggunaan
komputer tentu saja memberikan kemudahan dan menghindari berbagai kesalahan
yang terjadi. Namun tidak dapat pula menghindari terjadinya kendala teknis yang
tidak memungkinkan data dihitung melalui software tertentu.
a. Menggunakan Statistik Deskriptif
Secara sederhana, yang dimaksud dengan statistik
deskriptif adalah prosedur matematis biasa (tunggal,sederhana) yang menyajikan
data dengan jalan meringkas dan mengorganisasi secara relatif jumlah besar data
numerik. Matematis sederhana yang dimaksud mencakup tiga kategori dasar;
mengukur kecendrungan nilai tengah atau disebut tendensi sentral, penyebaran,
dan hubungan.
-
Tendensi Sentral
Tendensi
sentral merupakan nilai angka tunggal yang digunakan untuk menggambarkan nilai
rata-rata dari keseluruhan kumpulan skor. Pengambilan nilai rata-rata dari
suatu objek yang diukur dilakukan dengan pertimbangan adanya kesulitan yang
luar biasa jika menghitung setiap data tunggal dari sekian banyak sampel.
Misalnya menghitung skor dari dua kelompok yang berjumlah sebanyak 50 peserta
didik (total N = 100). Tentu saja, kita mengalami kesulitan yang berarti untuk
mendapatkan gambaran akurat tentang kemampuan rata-rata dari masing-masing
kelompok. Apalagi jika kemampuan yang diukur untuk beberapa pelajaran atau mata
kuliah. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran yang efektif dengan menggunakan
tiga cara, yakni menghitung nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median),
dan nilai yang sering muncul (modus).
-
Penyebaran
Jika
pengukuran tendensi sentral menunjukkan kesamaan atau kekhususan skor dari
kelompok data, maka pengukuran penyebaran (dispersion) menunjukkan skor yang
berbeda dalam suatu kumpulan data. Istilah lain yang sering digunakan yaitu
variabilitas (keragaman), yakni jumlah penyebaran skor tentang rata-rata atau
pengukuran tendensi sentral lainnya.
-
Hubungan
Analisis
data statistik dalam hubungannya dengan tendensi sentral dan penyebaran
merupakan deskripsi skor dalam suatu variabel tunggal. Untuk menganalisis
hubungan (relationship) antara dua atau lebih variabel harus menggunaka
statistik korelasional, atau oleh banyak ahli menyebutnya sebagai koefisien
korelasi (correlational coefficient). Koefisien korelasi digunakan untuk
mengukur arah (jalur) atau tingkat hubungan antara dua variabel.
b. Statistik Inferensial
Analisis data statistik inferensial adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Tujuannya yaitu untuk menentukan bagaimana
kemungkinan hasil statistik yang diberikan untuk keseluruhan populasi
berdasarkan bagian kecil atau sampeel suatu penelitian. Prosedur statistik
inferensial digunakan sebagai alat analisis untuk desain penelitian yang fokus
kajiannya untuk mengetahui perbandingan kelompok dan hubungan antara variabel.
4. Kapan menggunakan metode kuantitatif
Suatu
masalah yang ingin dijawab melalui pemahaman yang empiris dengan menggunakan
penelitian pada dasarnya bila menggunakan metode apapun tergantung pada
bagaimana masalah diformulasikan serta aspek keluasan atau kedalaman dari
informasi yang diperlukan. Secara umum penelitian kuantitatif harus digunakan
manakala penelitian dilakukan untuk memverivikasi teori, selain itu jika
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan secara meluas sehingga dapat digunakan
untuk kondisi dan situasi yang lain, untuk itu hal tersebut perlu
dipertimbangkan ketika ingin menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun
kondisi lain yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan penelitian
kuantitatif adalah (dalam bentuk pertanyaan penelitian):
-
Apabila
menginginkan jawaban dalam bentuk kuantitatif, seperti “berapa banyak orang
yang memilih partai A” ?; “berapa banyak pegawai yang dibutuhkan di kantor B?”.
(menggunakan statistik deskriptif)
-
Apabila ingin
mengetahui perubahan-perubahan angka atau jumlah, seperti “apakah jumlah
mahasiswa di Universitas A berkurang atau bertambah?” (menggunakan statistik
deskriptif)
-
Apabila ingin
mengetahui keaadaan sesuatu atau gejala-gejala tertentu dalam bentuk kepastian
angka seperti “faktor apa yang terkait dengan perubahan prestasi belajar
siswa?”; “bagaimana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja pegawai?”
(menggunakan beberapa teknik perhitungan statistik inferensial)
-
Apabila ingin
menguji hipotesis seperti “apakah terdapat hubungan antara kompeensasi dengan kinerja?”;
“apakah ada pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi berprestasi pegawai?”
(menggunakan beberapa teknik perhitungan statistik inferensial)
C. R&D (Research and Development)
1. Pengertian
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan
penelitian yang bersifat analisis kebetuhan dan untuk menguji keefektifan
produk tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan sebuah
penelitian untuk mengujinya. Jadi, penelitian dan pengembangan bersifat
longitudinal (bertahap bisa multy years ).
Metode penelitian dan pengembangan telah banyak
digunakan pada bidang-bidang Ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk
teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang,
kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung
bertingkat dan ala-alat rumah tangga yang modern diproduk dan dikembangkan
melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian, metode penelitian dan
pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti
psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Penelitian dan pengembangan pada industri merupakan
ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan produk-produk baru yang
dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya yang digunakan untuk penelitian dan
pengembangan, bahkan untuk industri farmasi dan komputer lebih dari
4%.(foodnote) Dalam bidang sosial dan pendidikan peranan research dan
development masih sangat kecil, dan kurang dari 1% dari biaya pendidikan secara
keseluruhan.
2. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
a. Potensi dan Masalah
Penelitian
dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh, di pantai
selatan Pulau Jawa, terdapat menjadi energi mekanik yang dapat digunakkan untuk
menggerakkan sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik, atau
untuk turbi air. Dalam bidang sosial dan pendidikan, misalnya kita punya
potensi penduduk usia kerja yang cukup banyak, sehingga melalui model
pendidikan tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau
industri yang berbasis bahan mentah alam indonesia.
Indonesia
memiliki sumber daya alam yang cukup besar, seperti minyak, batubara, hutan,
pertanian; tetapi belum dapat didayagunakan oleh bangsa sendiri. semua potensi
akan berkembang menjadi masalah bila kita tidak dapat mendayagunakan
potensi-potensi tersebut. Misalnya kita mempunyai cadangan sumber daya alam
yang banyak, tetapi tidak mendayagunakannya, sehingga akan menjadi masalah.
Namun demikian, masalah juga dapat dijadikan potensi, apabila kita dapat
mendayagunakannya. Misalnya sampah akan dapat dijadikan potensi, kalau kita
dapat merubahnya sebagai pupuk atau energi atau barang lain yang bermanfaat.
Masalah,
seperti yang telah dikemukakan adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan
yang terjadi.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian
harus ditunjukkan dengan data empirik. Misalnya potensi energi angin di pantai
harus dapat dikemukakan data berapa kekuatan dan kecepatan angin, berapa lama
dalam satu hari, darimana arah angin dan lain-lain. Data angin tersebut
selanjutnya dapat menghasilkan energi mekanik atau listrik.
Bangsa
Indonesia telah dipimpin oleh enam presiden dengan latar belakang yang
bervariasi, tetapi setiap presiden belum mampu membawa kemajuan dan kemakmuran
bangsa Indonesia. Di sini masalahnya adalah kemajuan dan kemakmuran. Untuk itu
masalah tersebut harus ditunjukkan dengan data empirik tentang belum maju dan
makmurnya bangsa indonesia. Data tentang kemajuan bangsa Indonesia dari segi
sumber daya manusia dapat ditunjukkan dengan Humas Develpment Index. Pada tahun
2003 Human Development Index menduduki rangkin 112 dari 179 negara. Dari segi
teknologi, hampir belum ada produk teknologi canggih yang ditemukan bangsa
Indonesia yang diproduksi masal. Motor, mobil, alat rumah tangga yang modern
hampir semuanya produk asing. Masalah kemakmuran bangsa Indonesia bisa
ditunjukkan melalui data antara lain data tentang angka kemiskinan, dan data
tentang daya beeli masyarakat.
Data
tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan
laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari
perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
b. Mengumpulkan informasi
Sebuah
potensi dan masalah dapat ditunjukkan ssecara faktual dan up to date, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut. Di sini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan
digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang
ingin dicapai.
c. Desain produk
Produk
yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Baik itu dalam bidang teknologi, administrasi
maupun teknik. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat enerji, menarik,
harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. (contoh komputer
yang canggih bisa berfungsi untuk pengetikan; gambar, analisis, berfungsi
sebagai TV, Tape, Camera Telpon dll).
Desain
produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan
sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang teknik, desain
produk harus dilengkai dengan penjelasan mengenai bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut, ukuran dan toleransinya,
alat yang digunakan untuk mengerjakan, serta prosedur kerja, dalam produk yang
berupa sistem perlu dijelaskan mekanisme penggunaan sistem tersebut, cara kerja
berikut kelebihan dan kekurangannya.
d. Validasi Desain
Validasi
desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalalm
hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama
atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi di sini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi
produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam
forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian
sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
e. Perbaikan Desain
Setelah
desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan ahli lainnya, maka
akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain
adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
f.
Uji
Coba Produk
Seperti
yang telah dikemukakan, kalau dalam bidang teknnik, desain produk yang belum
dibuat tidak bisa diuji coba dulu, tetapi harus dibuat terlebih dahulu,
menghasilkan barang, dan barang tersebut yang diuji coba. Misalnya desain mesin
pengolah sampah, setelah divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya mesin
tersebut dapat dibuat dalam bentuk prototipe. Prototipe inilah yang selanjutnya
diuji coba.
Dalam
bidang administrasi atau sosial desain produk seperti sistem kerja baru dapat
langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahaap awal
dilakukan dengan simulasi penggunaan sistem kerja tersebut. Setelah
disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah sistem kerja yang
baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan sistem lama atau sistem
yang lain.
Untuk
itu pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen, yaitu membandingkan
efektivitas dan efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru. Seperti telah
dikemukakan efektivitas sistem kerja baru akan diukur berdasarkan, arus kerja
menjadi pendek dan lancar, pegawai lebih mudah dan nyaman mengikuti sistem
tersebut, lebih murah, cepat, produktif, dan memuaskan pihak-pihak yaang
dilayani dengan sistem tersebut. Jadi indikator keberhasilan yang dapat diukur
adalah, kecepatan kerja, kenyamanan kerja, produktivitas kerja, dan biaya.
g. Revisi Produk
Jika pengujian produk pada sample tersebut menunjukkan
bahwa kinerja sistem baru lebih baru ternyata lebih baik dari sistem lama. Maka
perlu diadakan pengujian kembali, seperti setelah sistem dipakai selama
setengah tahun atau tahun perlu dicek kembali, mungkin ada kelemahannya, kalau
ada perlu segera diperbaiki lagi. Setelah diperbaiki, maka dapat diproduksi
masal, atau digunakan pada sistem kerja yang lebih luas.
h. Ujicoba pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan
mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang
berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup
yang lebih luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus
dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
i.
Revisi
Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian
kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya
pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini
adalah sistem kerja. Perusahaan kendaraan bermotor, pesawat terang dan
teknologi yang lain selalu mengevaluasi kinerja produknya di lapangan, untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
j.
Pembuatan
Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk
yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.
Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang
bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari
aspek teknologi, ekonomi dan lingkungan memenuhi. Untuk dapat memproduksi
masal, maka peneliti perlu bekerja sama dengan perusahaan.
3. Laporan Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri
dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya. Lampiran
berupa produk yang dihasilkan tersebut, dibuat dalam nuku tersendiri, dan
diberikan penjelasan tentang kehebatan produk tersebut berdasarkan hasiil uji
coba, serta cara menggunakan produk tersebut.
Sistematika laporan
adalah sebagai berikut.
HALAM JUDUL
ABSTRAK
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA
BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teori
B.
Kerangka Berfikir
C.
Hipotesis (Produk
yang akan dihasilkan)
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
A.
Langkah-langkah
Penelitian
B.
Metode penelitian
tahap I
1.
Populasi sampel
sumber data
2.
Teknik Pengumpulan
Data
3.
Instrumen
Penelitian
4.
Analisis Data
5.
Perencanaan Desain
Produk
6.
Vaidasi Desain
C.
Metode penelitian
tahap II
1.
Model Rancangan
Eksperimen Untuk Menguji
2.
Populasi dan
sampel
3.
Teknik Pengumpulan
Data
4.
Instrumen
Penelitian
5.
Teknik Analisis
Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Desain Awal Produk
(gambar dan penjelasan)
B.
Hasil Pengujian
Pertama
C.
Revisi Produk
(Gambar setelah direvisi dan
D.
Hasil Pengujian
tahap ke II
E.
Revisi Produk
(Gambar setelah direvisi dan
F.
Pengujian tahap ke
III (bila perlu)
G.
Penyempurnaan
Produk (gambar terakhir dan
H.
Pembahasan Produk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENGGUNAANNYA
A.
Kesimpulan
B.
Saran Penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA
LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN
BERIKUT BUKU PENJELASANNYA
4. Contoh Judul Penelitian dan Pengembangan
Berikut diberikan beberapa contoh judul
penelitian yang menggunakan R&D. judul harus mencerminkan produk yang akan
dihasilkan.
1.
Pengembangan pola
pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat
2.
Model penanganan
sampah di perkotaan
3.
Pengembangan
sistem lalu lintas di perkotaan
4.
Pengembangan
sistem pembelajaran Matematika yang menyenangkan bagi peserta didik
5.
Pola pengembangan
pembelajaran Fisika berbasis lingkungan tempat tinggal
6.
Pendayagunaan
gelombang laut untuk pembangkit listrik
7.
Pengembangan
Sistem Informasi Bencana Alam
8.
Model penanganan
remaja korban narkoba dengan mengintensifkan peranan orang tua
9.
Pengembangan model
pembelajaran berbasis kurikulum muatan lokal untuk pembelajaran Fisika
10.
Model pengembangan
karir kedua bagi para lanjut usia
11.
Pengembangan alat
kendali lampu dan alat rumah tangga jarak jauh melalui handphone
12.
Membuat minyak
batubara sebagai pengganti minyak bumi yang ramah lingkungan
13.
Model sistem
Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri Perkebunan Rakyat berdasarkan Perwilayahan
Komoditas (Pertanian)
14.
Prototipe kincir
angin penggerak generator untukn keperluan pekerjaan las.
DAFTAR PUSTAKA
Yamin,
Muhammad. 2014. Action Research Teori, Model & Aplikasi. Jakarta:
Kencana
Suharsaputra,
Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama
Sugiyono,
2015. METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D. Bandung:
ALFABETA
Arikunto,
Suharismi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Sauhnessy,
John J. 2012. Metodologi penelitian dalam psikologi. Jakarta: Salemba
Humanika
Moleong,
Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Margono,
S. 2004. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta